Hari Jumat 22
April 2013, SMP Juara menyuguhkan suasana berbeda. Suasana berbeda ini sudah
mulai dirasakan sejak energizer, hari
itu guru piket yang memimpin energizer menggunakan
Bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memperingati “Hari Bahasa Ibu Internasional”. Sebenarnya Hari Bahasa Ibu ini
jatuh pada tanggal 21 Februari 2013 lalu, namun karena berbagai hal, akhirnya peringatan
“Hari Bahasa Ibu Internasional” di SMP Juara baru bisa dilaksanakan satu bulan
kemudian. Tapi bukan berarti tidak ada kegiatan apa-apa pada tanggal 21
Februari lalu. Pada hari itu, siswa-siswi kelas 7 dan 8 meramaikan sekolah
dengan menempel poster-poster bertuliskan Aksara Sunda. Poster-poster tersebut
bertujuan untuk mengampanyekan Bahasa Sunda dan Aksara Sunda yang sudah mulai
dilupakan.
“Hari Bahasa Ibu Internasional”
di SMP Juara dimeriahkan dengan beragam lomba, tentu saja lomba-lomba yang
berkaitan dengan Kesundaan. Seperti, lomba menulis Aksara Sunda, lomba cerdas
cermat tentang Kaulinan Sunda, lomba membaca dan menulis puisi menggunakan
Bahasa Sunda dan lainnya. Dalam lomba membaca dan menulis puisi, tema yang
diberikan adalah tentang “air”. Tema ini diberikan karena pada tanggal 22
Maret, bertepatan juga dengan Hari Air Sedunia. Maka dari itu, sebelum
lomba-lomba dilaksanakan, siswa-siswi SMP Juara terlebih dahulu diberikan
penyuluhan tentang air. Penyuluhan ini berisi tentang pemanfaatan air dan
sebagainya.
Peringatan
“Hari Bahasa Ibu Internasional” ini di dirancang oleh Klub Atikan Sunda SMP Juara
Bandung, klub ini merupakan klub yang baru berdiri di SMP Juara. Selain untuk
memperingati “Hari Bahasa Ibu Internasional”, acara ini bertujuan untuk
memperkenalkan dan mengukuhkan berdirinya Klub Atikan Sunda di SMP Juara. Klub
Atikan Sunda diisi oleh siswa-siswi yang memiliki visi untuk menjaga dan
melestarikan budaya Sunda yang sedikit demi sedikit mulai tergeser oleh budaya
asing. Semoga Klub Atikan Sunda mampu mewujudkan impiannya untuk menjadi “tuan
rumah” di negeri sendiri dalam hal melestarikan keutuhan budaya agar tidak
terlupakan begitu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar